Pengetahuan,Ilmu dan Filsafat



1.PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur benar atau berguna.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

2. ILMU

 Ilmu berasal dari kata ‘alima(bahasa arab)yang berarti tahu,ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan.Science berasal berati dari kata scio,scire(bahasa latin yang berarti tahu). Mohamad hatta menuliskan : tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabit maupun kedudukannya tampak dari luar. Maupun menurut bangunannya dari dalam

Prof.Drs Harsojo, Guru besar antropologi di universitas Pajajaran menerangkan bahwa ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati, oeh pancaindra. Suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proporsi bentuk.[1]

S. Hornby mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta.

R. Harre menulis ilmu adalah a collection of well-attested theories which explain the patterns regularities and irregularities among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur di antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati. (R. Harre, The Philosophies of Science, an Introductory Survey (London: The Oxford University Press, 1995), hal. 62.)

Ilmu juga dapat didefinisikan : Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif  dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai  kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90)

 Ilmu tidak cukup perenungan dan pencaman (pendalaman berfikir saja) melainkan mesti berkembang melalui pencerapan indraan dan [engindraan (sensasion) ,pengumpulan dan perbandingan data, penilaian jumlah berupa perhitungan ,penimbangan , pengukuran , meningkat dari data tentang hal-hal khusus pada yang khusus ( deduksi), menarik kias analogi antara peristiwa yang ada kesamaannya serta berfikir dengan menarik kesimpulan yang logical, yang dapat dipertanggung jawabkan oleh logika., Pengujian berupa pengalaman positif (verification) secara empiric ,ujian ini disebut percobaan (experiment). Percobaan harus bersifat obyektif yakni menghasilkan kesimpulan yang sama, meskipun dilakukan oleh berbagai kalangan. Praduga (hipotesis) hanyalah titik tolak pertama yang mesti diubah dan diganti kalau ternyata ada kekurangannya atau salah. Berdasarkan ujian yang keras dari pengalaman, setelah dinyatakan kebenarannya yang obyektif barulah sesuatu itu disebut dalil (proposition), kumpulan dalil itu disebut teori.

Ilmu jika digolongkan berdasarkan sifatnya maka terbagi menjadi;

   1. RASIONAL : proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya

    tunduk pada hukum-hukum logika.

2. EMPIRIS : kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi

     pancaindra manusia.

   3. SISTEMATIS : fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan ya                           konsisten

4. UMUM harus dapat dipelajari oleh setiap orang, tidak bersifat esoterik

5. AKUMULATIF: Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk

memperoleh kebenaran yang baru.[2]


3.FILSAFAT                                    

Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia(persahabatan, tertarik kepada) dan shopia(hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis,inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam

pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang independen dan bersifat spiritual.

Sebelum Socrates ada satu kelompok yang menyebut diri mereka sophist (kaum sofis) yang berarti cendekiawan. Mereka menjadikan persepsi manusia sebagai ukuran realitas dan menggunakan hujah-hujah yang keliru dalam kesimpulan mereka. Sehingga kata sofis mengalami reduksi makna yaitu berpikir yang menyesatkan. Socrates karena kerendahan hati dan menghindarkan diri dari pengidentifikasian dengan kaum sofis, melarang dirinya disebut dengan seorang sofis (cendekiawan). Oleh karena itu istilah filosof tidak pakai orang sebelum

Socrates (Muthahhari, 2002).

Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoretis dan filsafat praktis. Filsafat teoretis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi, ilmu pertambangan, dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; (3) ilmu tentang ketuhanan

dan metafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-norma (akhlak); (2) urusan rumah tangga; (3) sosial dan politik.

Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat merupakan sebuah proses bukan sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir kritis yaitu usaha secara aktif, sistematis, dan mengikuti pronsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu (Takwin, 2001).

Defenisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah masalah falsafi pula. Menurut para ahli logika ketika seseorang menanyakan pengertian (defenisi/hakikat) sesuatu, sesungguhnya ia sedang bertanya tentang macam-macam perkara. Tetapi paling tidak bisa dikatakan bahwa “falsafah” itu kira-kira merupakan studi yang didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi engan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk ini, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu dan akhirnya dari proses-proses sebelumnya ini dimasukkan ke dalam sebuah dialektika. Dialektika ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk daripada dialog.

Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:

1.Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang      seluruh realitas.

2.Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.

3.Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber daya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.

4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.

5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk menyatakan apa yang Anda lihat.

Plato (427–348 SM) menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382–322 SM) mendefenisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Sedangkan filosof lainnya Cicero (106–043 SM) menyatakan filsafat ialah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat ialah ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan untuk mendapatkannya.

Menurut Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya. Sedangkan Immanuel Kant (1724–1804) berpendapat filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya 4 persoalan:

a. Apakah yang dapat kita ketahui?

Jawabannya termasuk dalam bidang metafisika.

b. Apakah yang seharusnya kita kerjakan?

Jawabannya termasuk dalam bidang etika.

c. Sampai di manakah harapan kita?

Jawabannya termasuk pada bidang agama.

d. Apakah yang dinamakan manusia itu?

Jawabannya termasuk pada bidang antropologi.

 Pendapat lain;

a.Apa?

Jawaban hakikat sesuatu hal,tidak lagi empiris sehingga umum,universal,abstrak.

b.Bagimana?

Jawaban berupa deskriptif

c.Mengapa?

Jawaban sebab,asal muasal/hukum kaussalitas.

d.Kemana?

Jawaban sesuatu yang terjadi dimasa dulu,srkarang dan akan datang.


B.CONTOH,PERBEDAAN DAN HUBUNGAN


Pengibaratan ilmu dan pengetahuan adalah orang desa tau nama-nama dari empon-empon,ada jahe,kunyit,kunir,temu ireng dan sebaiganya.Kemudian datanglah seorang peneliti ilmiah ke desa meneliti meramu empon-empon.Hasil penelitiannya berupa jamu ramuan dari empon-empon.Dari contoh  ini adalah pengetahuan berupa warga tahu nama-nama empon-empon,sedangkan ilmu adalah ramuan jamu yang didapat dari penelitian yang memerlukan sebuah metode,sistem tertentu.

Perbedaan pengetahuan,ilmu dan filsafat ialah tingkat kedalaman tahunya.Pengetahuan hanya sekedar tahu,tanpa ada metode ilmiah yang sistematis.Ilmu pengolahan lebih lanjut  pengetahuan,pengolahannya menggunakan metode ilmiah.Sedangkan filsafat adalah lebih  pada makna,hakikat,hikmah dari setiap pemikiran(ilmu),realitas dan kejadian.

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara subtansial maupun historis.Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat,sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat filsafat.ilmu sendiri terlahir dari pengetahuan yang tersistem oleh metode.


[1] http://www.foxitsoftware.com/dr Liza/Pengantar filsafat ilmu

[2] .http;wikipedia.com
Share this article :
 
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. JOGJA MAWON - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger