Mukhtaliful Hadis


mukhtalif merupakan bentuk isim fa’il dari kata ikhtalafa-yakhtalifu-ikhtilaf,berarti pertentangan atau perselisihan. Dengan demikian secara bahasa hadis mukhtalif adalah hadis yang bertentangan satu sama lain. Secara istilah Ilmu mukhtalif al-hadis ialah ilmu yang membahas hadis-hadis yang tampaknya saling bertentangan, lalu menghilangkan pertentangan itu atau mengkompromikannya,  disamping  membahasa  hadis  yang sulit difahami atau dimengerti lalu menghilangkan kesulitan itu dengan menjelaskan hakikatnya. istilah lain yang juga kadang digunakan ta’wil hadis,talfiq al hadis, dan musykil hadis.
Adapun yang menjadi catatan bahwa hadis hadis yang dianggap bertentangan itu adalah hadis-hadis sanad dan matan shahih. Kalau ternyata hadis itu ternyata lemah(dhoif) sanadnya , maka sudah barang tentu tidak perlu dikompromikan atau dicari takwilnya.
Mensikapi Hadis yang bertentangan dengan hadis lain, Al-Qur’an, temuan sejarah, ilmu pengetahuan bisa saja hanya sebatas pada tingkatan intepretasi atau pemahaman hadis tersebut. Maka perlu ketelitian dan kecermatan, Dr yusuf Qaradlawi menyatakan bahwa “Wajib melakukan verifikasi sebelum menghakimi bahwa hadis itu bertentangan atau kontradiksi”
    
·         Objek
Redaksi hadis yang tampak bertentangan dengan kualitas hadis setara kemaqbulannya.
·         Urgensi
-Adanya periwayatan bil ma’na
-Terdapat pemalsuan hadis dalam tranmisi
-Kesulitan memahami hadis yang kontradiktif
-Tanggapan atas orang-orang yang anti Hadis
·         Metode
1.    Metode al jam’u wa al-taufiq
Menggabungkan dan mengkompromikan hadis-hadis yang tampak bertentangan .
2.    Tarjih
Memilih dan mengunggulkan  mana diantara hadis –hadis tampak bertentangan yang kualitasnya lebih baik.
3.    Nasikh –mansukh
Mencari keterangan lebih dulu mana hadis yang datang belakangan, otomatis yang lebih awal dinasakh dengan hadis yang datang belakangan
4.    Tawaqquf
Mendiamkan sampai menemukan hadis mana yang jelas bisa diamalkan
5.    Ta’wil
·         Tokoh dan kitab  terkait
a.    Ikhtilaf al-Hadis  karya Imam Muhammad ibnu Idris al-Syafi’i(150-204H). Karya ini menjalaskan sebagian hadis-hadis mukhtalif dan cara menyelesaikannya.
b.    Takwil mukhtalif al-Hadis karya Abdullah Ibnu Muslim Ibnu Qutaibah al-Dainuri (213-276) kitab ini dengan kelebihan pada tambahan terhadap para penentang hadis.
c.    Muskykil al-Atskar karya Imam Abu Ja’far Ahmad ibn Muhammad al-Thahawi(239-321)
d.    Musykil alHadis wa Bayanuh  karya Abu Bakar Muhammad ibn Hasan al-Anshari(w.406)
Perkembangannya muncul kitab kitab baru yang menyinggung persoalan ini, seperti Manhaj Naqd inda’Ulama’ al Hadis ai Nabawi, Kaifa Nata’ammal ma’a al Sunnah al Nabawiyah, dan lain sebagainya.
·         Contoh
حد ثنا الربع قل:أخبرنا الشا فعي قل: أخبرنا عبدالعزيزبن محمد عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار  ابن عباس أن رسو ل الله عليه وسلم وضأ وجهه ويديد    ومسح برأسنه مرة مرة
Rabi’ telah bercerita kepada kami, dia berkata :Imam al Syafi’I memberi kabar kepada kami , dia berkata : Abdul Azizi ibn Muhammad telah memeri kabar kepada kami , dari Zaid ibn Aslam Dari Atha’ ibn Yasar dari ibn Abbas bahwa Rasulullah berwudlu  membasuh wajah dan kedua tangannya, serta mengusap kepala satu kali-satu kali.
أخبرنا الشا فعي قل: أخبرنا سفيان بن عيينه  عن هشام بن روة  عن حمران مولى عثمان بن عفان  ان النبي صلى الله عليه وسلم توضأثلاثا ثلاثا
Imam Al Syafi’I telah memberi kabar kepada kami , dia berkata Sufyan ibn Unainah telah memberi kabar  kepada kami , dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya, dari Hamran Maulana ‘Usman bin Affan bahwa Nabi berwudlu dengan mengulang tiga kali.
Kedua hadis ini bisa diselesaikan dengan Metode al jam’u wa al-taufiq ,dengan penjelasan satu kali usapan sudah cukup, sedangkan sempurnanya tiga kali usapan.

Share this article :
 
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. JOGJA MAWON - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger